kalong wewe

kalong wewe,kl hari ini semarang,kalong weweJakarta, CNN Indonesia--

Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO aplikasi pesan instan Telegram, ditangkap di bandara Bourget, Prancis, Sabtu (24/8) malam.

Dilansir Reuters, sumber yang tidak disebutkan namanya menyebut penangkapan Durov terkait dengan kurangnya moderasi konten di Telegram.

Lihat Juga :
Fakta-fakta Pavel Durov, CEO Telegram yang Ditangkap di Prancis

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Forbes, Durov meninggalkan Rusia juga dikarenakan dirinya enggan bekerja sama dengan dinas rahasia Rusia dan menyediakan data terenkripsi dari pengguna media sosial pertamanya tersebut.

Meski lahir di Rusia, Durov menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Turin, Italia, tempat ayahnya bekerja.

Sebelum mendirikan VKontakte, Durov diketahui mengenyam pendidikan di Saint Petersburg State University dan lulus pada 2006. Pada tahun ini pula ia mendirikan VKontakte bersama dengan Ilya Perekopsky.

Usai meninggalkan Rusia, Durov menjadi warga negara Prancis pada Agustus 2021. Sebelumnya, Durov dan Telegram pindah kantor ke Dubai pada 2017.

Menurut media Prancis, Durov juga menerima kewarganegaraan Uni Emirat Arab (UEA). Ia juga merupakan warga negara St. Kitts and Nevis, negara kepulauan ganda di Karibia.

Lihat Juga :
Kronologi Prancis Tangkap Bos Telegram Pavel Durov

Kekayaan Durov diperkirakan oleh Forbes mencapai US$15,5 miliar. Kekayaan tersebut membuatnya tercatat sebagai orang terkaya nomor 122 di dunia.

Beberapa pihak juga menyebut Durov sebagai Zuckerbergnya Rusia karena membuat Vkontakte pada usia 22 tahun.

Pilihan Redaksi
  • Korban Utama Pendidihan Bumi 2050-2100 Terungkap
  • CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis
  • SpaceX Bawa Pulang 2 Astronaut yang Terjebak di ISS Awal 2025

Selain Vkontakte dan Telegram, Pavel bersama saudaranya Nikolai juga pernah membuat sebuah sistem blockchain bernama TON. Mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar US$1,7 miliar dari para investor untuk menciptakan perusahaan ini. Sayangnya, sistem ini ditutup setelah SEC melarangnya.

Lebih lanjut, hubungan Durov dan Rusia tak selesai ketika ia meninggalkan negara tersebut. Rusia memblokir Telegram pada 2018 setelah aplikasi tersebut menolak untuk mematuhi perintah pengadilan untuk memberikan akses kepada layanan keamanan negara ke pesan terenkripsi milik penggunanya.

Pemblokiran tersebut dihentikan pada 2020 usai Telegram menyetujui untuk melawan terorisme dan ekstremisme di platformnya.

Durov diketahui pernah datang ke Indonesia dan menggelar pertemuan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika era Rudiantara, di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Saat itu, Telegram sempat diblokir Indonesia karena ogah menuruti berbagai aturan.

(lom/rds)

Previous article:tajir 365 slot

Next article:bakmi qiu qiu