prediksi sydney angka keramat ratu jitu

prediksi sydney angka keramat ratu jitu,result oregon 03,prediksi sydney angka keramat ratu jitu

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar keuangan RI pada pekan lalu bergerak sumringah, IHSG menyentuh All Time High (ATH) baru, rupiah perkasa, sementara obligasi tetap diburu investor.

Sentimen selengkapnya yang potensi mempengaruhi pasar pada hari ini, Senin (9/9/2024) silahkan dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (6/9/2024) menguat 0,53% ke posisi 7.721,85.

Apresiasi ini menghantarkan IHSG ke posisi tertinggi sepanjang masa. Sepanjang pekan IHSG naik 0,67%, sementara sejak awal tahun sudah menguat 6,17%.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan pekan lalu mencapai sekitar Rp 53,47 triliun dengan volume transaksi mencapai 109 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 5,6 juta kali.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi yang paling kencang penguatannya dan turut menopang IHSG yakni mencapai 4,26%. Kemudian disusul oleh sektor properti menguat 2,11%.

Baca:
Bos OJK Buka-Bukaan Soal Proyeksi IHSG Tembus 8.000

Secara konstituen, ada dua grup yang menjadi pengerek IHSG paling besar. Posisi pertama dan kelima ditempati saham Grup Salim, sementara posisi kedua sampai keempat diisi perbankan big caps.

Pertama ada PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) menyumbang 28,52 indeks poin. Hal ini seiring dengan harga saham yang ARA tiga hari beruntun.

Secara total dalam sepekan saham DNET meroket 105,77%. Nilai kapitalisasi pasarnya pun sudah melesat lebih dari dua kali lipat hanya dalam seminggu menjadi Rp151,77 triliun. Saat ini, DNET menempati posisi ke-12 market cap tertinggi di bursa.

Perlu dicatat, kenaikan signifikan saham DNET ini sudah memicu radar BEI memasukkan saham ini ke Unusual Market Activity (UMA). Ini menandai bahwa saham DNET rawan sudah rawan profit taking atau potensi terkena suspensi untuk mendinginkan harga saham.

Saham grup Salim berikutnya ada PT Amman Mineral International Tbk yang mengerek IHSG naik sebanyak 7,52 poin.

Sementara grup perbankan besar ditopang bank BUMN diantaranya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), berikut rinciannya :

Gerak IHSG yang atraktif pekan lalu juga seiring dengan aliran dana asing yang cukup deras. Asing mencatat akumulasi di pasar reguler hingga Rp3,20 triliun, sementara di pasar nego dan tunai mencapai Rp10,24 triliun.

Aliran dana deras masuk ke RI ini turut mendongkrak rupiah perkasa di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Pada akhir pekan lalu, melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp15.360/US$, menguat 0,23% dalam sehari. Apresiasi ini mengakumulasi penguatan sebesar 0,58% dalam seminggu dan mencetak rekor terkuat sejak 15 September 2023.

Penguatan rupiah di hadapan greenback ditengarai oleh naiknya cadev Indonesia periode Agustus 2024 serta respon positif pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga AS semakin dekat akibat lemahnya pasar tenaga kerja.

Pada akhir Agustus, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$150,2 miliar, meningkat signifikan dari posisi akhir Juli sebesar US$145,4 miliar dan dari bulan sebelumnya, Juni, yang berada di angka US$140,2 miliar.

Peningkatan ini menunjukkan tren positif dalam cadangan devisa Indonesia yang berkelanjutan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, pendorong utama atas capaian tersebut adalah penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2024 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca:
Bukti Kelas Menengah RI Makin Susah, Terlihat dari Transaksi QRIS

Sementara itu dari eksternal, pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan yang memicu pemangkasan suku bunga the Fed semakin diperlukan. Ini tercermin dari data tenaga kerja ADP yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa pada Agustus, penambahan pekerja swasta hanya mencapai 99.000, terendah sejak 2021, dan lebih rendah dari revisi 111.000 pada Juli serta di bawah perkiraan konsensus sebesar 140.000.

Selain itu, klaim pengangguran di AS turun menjadi 227.000 pada pekan yang berakhir 31 Agustus, level terendah sejak awal Juli. Penurunan ini lebih baik dari perkiraan pasar yang memperkirakan klaim sebesar 230.000.

Beralih ke pasar obligasi di RI juga terpantau diburu investor. Hal ini seiring dengan prospek pemangkasan suku bunga AS yang semakin dekat dan aliran dana asing yang deras.

Melansir data Refinitiv, pada akhir pekan lalu yield obligasi acuan yang bertenor 10 tahun kembali merosot 0,29% ke 6,60%. Ini menandai imbal hasil sudah turun dua hari beruntun dan kembali ke posisi terkuat sejak Maret 2024.

Sebagai catatan, imbal hasil obligasi dengan harga bergerak berlawanan arah. Oleh karena itu, ketika yield turun maka harga obligasi terkerek naik yang menunjukkan bahwa obligasi tersebut kembali diburu investor.

Halaman 2 >>

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada pekan lalu, Jumat (6/9/2024) ditutup di zona merah setelah data tenaga kerja AS kembali mengecewakan dan terjadi selling off pada saham teknologi big caps.

S&P 500 terpantau anjlok 1,73% menjadi 5.408,42, sementara Nasdaq Composite ambles 2,55% ke 16.690,83. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) jatuh 410,34 poin (1,01%) dan berakhir di 40.345,41.

Bursa Wall Street dalam basis waktu mingguan mencatatkan rekor sebagai pekan mengecewakan. S&P 500 mencatatkan penurunan 4,3%, pekan terburuk sejak Maret 2023. Nasdaq jatuh 5,8%, mencatatkan pekan terburuk sejak 2022, sementara Dow Jones ambles 2,9%.

Baca:
Dow Jones Lewat! Kinerja IHSG Pekan Ini Bikin Investor Happy

Kepala Strategi Investasi di John Hancock Investment Management, Emily Roland menjelaskan alasan Wall Street jeblok pekan lalu lantaran kekhawatiran kebijakan the Fed akan lebih agresif setelah keluar data pasar tenaga kerja yang lebih rendah dari ekspektasi.

"Pasar berfluktuasi antara apakah berita buruk benar-benar buruk, atau justru bisa jadi baik, dengan harapan bahwa The Fed akan bertindak lebih agresif daripada yang diperkirakan pasar," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, pada akhir pekan lalu laporan ketenagakerjaan AS terkait penambahan pekerjaan di luar pertanian hanya sebanyak 142.000, lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku pasar sebanyak 160.000 pekerjaan.

Meski begitu, tingkat pengangguran pada Agustus 2024 turun sesuai ekspektasi ke 4,2% dari bulan sebelumnya di posisi 4,3%.

Di sisi lain, saham teknologi raksasa juga mengalami gejolak signifikan yang membuat bursa saham AS terkoreksi.

Saham Amazon anjlok 3,7%, Alphabet jatuh 4%. Saham Meta Platforms juga menyusut lebih dari 3%. Broadcom anjlok 10% setelah memberikan panduan kuartal yang mengecewakan.

Saham semikonduktor lainnya turut jatuh, Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD) masing-masing anjlok 4%. ETF VanEck Semiconductor (SMH) merosot 4% dan mencatatkan pekan terburuknya sejak Maret 2020.

Halaman 3 >>

Mengawali pekan kedua September tampaknya pelaku pasar akan berbalik ke mode wait and see data eksternal, mulai dari inflasi Amerika dan China, neraca dagang, sampai keyakinan konsumen domestik.

Sementara itu, bursa AS pada akhir pekan lalu kompak terkoreksi, ini patut di waspadai lantaran bisa menular ke pergerakan pasar keuangan RI.

Baca:
Daftar 10 Saham RI dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar, BBCA Bukan No 1

Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi gerak pasar pekan ini :

Pasar Tenaga Kerja AS Mengecewakan, Peluang Suku Bunga Turun Naik

Pada pekan lalu, ekonomi AS mencatatkan kondisi pasar tenaga kerja yang kembali mengecewakan, tercermin dari penciptaan lapangan tenaga kerja yang lebih sedikit dari perkiraan.

Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data pekerjaan selain pertanian atau Non Farm Payrolls (NFP) yang bertambah 142.000 selama Agustus, naik dari 89.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Namun, capaian tersebut masih di bawah perkiraan konsensus 161.000 pekerjaan.

Sedangkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2%, seperti yang diperkirakan. Untuk tingkat upah secara bulanan naik 0,7% dari perkiraan kenaikan 0,3%. Demikian juga secara tahunan naik 3,8% dari perkiraan kenaikan 3,7%.

Pasar tenaga kerja yang terkontraksi tersebut kemudian menjadi tanda pemangkasan suku bunga AS semakin diperlukan. Peluang pemangkasan suku bunga the Fed menurut alat pengukur CME FedWatch kini sudah mencapai 70% untuk pertemuan 18 September mendatang.

Peluang Pemangkasan Suku Bunga AS pada 18 Sepember mendatangFoto: CME FedWatch Tool
Peluang Pemangkasan Suku Bunga AS pada 18 Sepember mendatang

Wait and See Inflasi dan Neraca Dagang China China

Beralih ke Tiongkok, pada pekan ini akan ada sejumlah data yang dinanti. Pertama, pada hari ini akan ada rilis inflasi untuk periode Agustus 2024 yang diperkirakan akan naik 0,7% secara tahunan (yoy).

Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan Tiongkok naik menjadi 0,5% pada Juli 2024 dari 0,2% pada Juni, melampaui prakiraan pasar sebesar 0,3% dan menunjuk ke angka tertinggi sejak Februari. Itu juga merupakan bulan keenam berturut-turut inflasi konsumen berkat Beijing meningkatkan stimulus untuk meningkatkan konsumsi.

Selain inflasi, sehari setelahnya, Tiongkok juga akan merilis data neraca dagang untuk periode Agustus 2024 yang diperkirakan mengalami peningkatan surplus menjadi US$ 84,65 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$ 83,90 miliar.

Data inflasi dan neraca dagang Tiongkok menjadi cukup penting diperhatikan lantaran posisi mereka sebagai partner dagang terbesar RI.

Wait and See Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja AS

Masih dari eksternal, pada pertengahan pekan ini akan ada rilis data dari AS terkait inflasi periode Agustus 2024 yang diperkirakan bisa melandai ke 2,6% yoy.

Sebelumnya, pada Juli 2024 AS mencatat inflasi 2,9% yoy, melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi dan bulan sebelumnya sebesar 3% yoy.

Inflasi pada Juli telah melandai ke level terendah sejak Maret 2021. Inflasi mereda untuk tempat tinggal (5,1% vs 5,2%), transportasi (8,8% vs 9,4%) dan pakaian (0,2 vs 0,8%). Selain itu, harga terus menurun untuk kendaraan baru (-1% vs -0,9%) dan mobil dan truk bekas (-10,9% vs -10,1%) dan inflasi makanan stabil di 2,2%. Di sisi lain, biaya energi naik sedikit lebih banyak (1,1% vs 1%), terutama karena bensin (-2,2% vs -2,5%).

Berikutnya, pada Kamis (12/9/2024) akan rilis data terkait pasar tenaga kerja terutama untuk data klaim pengangguran mingguan yang diperkirakan bertambah 231.000.

Data inflasi dan pasar tenaga kerja AS akan semakin melengkapi proyeksi pemangkasan suku bunga AS yang akan dipastikan pada pertemuan FOMC the Fed pada 18 September mendatang.

Indeks Keyakinan Konsumen dan Penjualan Ritel RI

Beralih ke domestik, pelaku pasar pada hari ini akan menanti data terkait indeks keyakinan konsumen (IKK) periode Agustus 2024 yang diperkirakan naik ke 123,6 dari bulan sebelumnya sebesar 123,4.

IKK diatas 100 menunjukkan optimisme konsumen terhadap perekonomian RI. Sehari kemudian akan rilis penjualan ritel untuk periode Juli yang diperkirakan tumbuh 3%.

Meskipun tumbuh, pelaku pasar tetap perlu mengantisipasi lantaran RI saat ini sedang mengalami deflasi selama empat bulan beruntun, diikuti kondisi manufaktur yang terkontraksi.

Halaman 4 >>

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Inflasi China periode Agustus 2024

  • Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia oleh Bank Indonesia (BI) periode Agustus 2024

  • Ekspektasi inflasi konsumen AS periode Agustus 2024.

  • Pertumbuhan harga mobil bekas AS secara bulanan dan tahunan untuk periode Agustus 2024

  • Total penjualan kendaraan AS periode Agustus 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Cum date dividen interim ITMG

  • RUPSLB MASB

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Next Page Pasar Tenaga Kerja AS Mengecewakan, Wall Street Jeblok!
Pages Next

Previous article:jatuh 2d togel

Next article:monaco vs marseille