erek2 lalat

erek2 lalat,surya 303,erek2 lalatJakarta, CNN Indonesia--

Rwanda, salah satu negara di Afrika Tengah, disebut-sebut sebagai negara terbersih di dunia.

Pada 2018, kepala Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Eric Solheim, mengatakan ibu kota Rwanda, Kigali, merupakan "kota terbersih di planet ini" lantaran sampah nyaris tak terlihat di jalanan.

Lihat Juga :
Diusir, Pasukan AS Mulai Kosongkan Pangkalan Militer di Niger

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umuganda adalah kegiatan bersih-bersih yang berlangsung setiap hari Sabtu terakhir setiap bulan.

Seluruh warga Rwanda yang sehat dan berusia 18-65 tahun diwajibkan berpartisipasi dalam proyek perbaikan masyarakat, di antaranya membersihkan jalan, memperbaiki fasilitas umum, dan membangun rumah bagi kaum rentan.

Seluruh warga diminta melakukan kegiatan ini mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00 pagi.

Direktur Jenderal Kementerian Pemerintah Daerah, Richard Kubana (41), menjelaskan tujuan utama Umuganda yaitu menyelesaikan masalah masyarakat terkait pemeliharaan infrastruktur.

Lihat Juga :
Roket Katyusha Buatan Soviet yang Dipakai Hizbullah Bombardir Israel

"Kami melakukan Umuganda untuk menyelesaikan masalah-masalah ini tanpa perlu menginvestasikan uang. Kami menggunakan sumber daya dan orang-orang kami," kata Kubana, seperti dikutip The Straits Times, 13 November 2023.

Menurut dosen di Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Universitas Rwanda, Ismael Buchanan (47), Umuganda memiliki arti "kebersamaan untuk tujuan bersama."

Lihat Juga :
Aroma-aroma Propaganda di Balik Popularitas Upin & Ipin

Inisiatif ini telah ada sejak 1962 ketika Rwanda memperoleh kemerdekaan, dan menjadi program mingguan pemerintah pada 1974.

Umuganda sempat terhenti selama peristiwa genosida pada 1994 yang menargetkan Tutsi. Pemerintah baru memperkenalkan kembali Umuganda setelahnya untuk membangun kembali bangsa dan memelihara identitas nasional.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Di sektor Nyamirambo, Kagali, seluruh aktivitas harus dihentikan pada pagi hari Umuganda.

Seorang pria dengan rompi keselamatan berkeliaran di jalanan dan menginstruksikan warga untuk bersih-bersih melalui megafon.

Orang-orang Rwanda lantas keluar dari rumah dengan garukan daun dan karung, menuju daerah yang telah ditentukan.

Kariannda Hadjei (47), kepala lingkungan Biryogo, mengawasi kegiatan Umuganda di desanya tersebut.

"Umuganda dibutuhkan untuk pembangunan negara. Ini adalah kewajiban dan tanggung jawab warga Rwanda," kata Hadjei.

Dia mengatakan hukum Rwanda menyatakan bahwa siapa pun yang melewatkan Umuganda tanpa alasan yang sah dapat didenda 5.000 franc Rwanda (RWF) atau sekitar Rp61 ribu.

Lihat Juga :
Pakar Nilai Iron Dome Israel Bisa KO Cegat Rudal-rudal Hizbullah

Umuganda sendiri dilakukan hingga ke tingkat umudugudu, struktur administrasi yang dikenal sebagai sel. Setiap sel terdiri dari beberapa desa.

Umudugudu adalah bagian dari sistem administrasi yang lebih besar di Kigali. Kota ini terdiri dari tiga distrik yang dibagi menjadi 35 sektor. Dalam sektor-sektor ini, ada total 161 sel.

"Kami melakukan Umuganda di tingkat sel dan desa karena semua orang saling mengenal. Maka sangat mudah untuk mengidentifikasi siapa yang tidak hadir," kata Kubana.

Selain untuk menjaga kebersihan, Umuganda juga kerap dipakai sebagai waktu untuk menyelesaikan perselisihan.

Di desa Mudugudu, pemimpin desa Gartete Ahanedy (50) memimpin tanya jawab pasca-Umuganda di mana ia membuat pengumuman dan menengahi perselisihan di antara penduduk desa.

"Jika ada masalah, kami membahasnya di sini. Maka kita tidak perlu menulis surat kepada pemerintah dan menunggu mereka membantu," ucapnya.

Lihat Juga :
7 Negara dengan Bendera Warna Merah dan Putih

Setelah kerja dan bermusyawarah, penduduk desa akan merayakannya sambil menikmati makanan dan minuman.

Tak diminati generasi muda

Meskipun sebagian besar warga secara sukarela melakukan Umuganda, beberapa orang seperti kalangan muda terkadang menentang kegiatan ini.

Pemilik toko Blush Godson (22) mengatakan banyak temannya yang tak ikut Umuganda karena bekerja dan ingin beristirahat di akhir pekan.

"Minat terhadap Umuganda sangat melambat, terutama setelah pandemi. Hidup menjadi sangat sulit," katanya.

Izihire Kellya (26) juga mengaku tak ikut Umuganda karena perlu beristirahat di hari libur.

"Untuk generasi muda, para pemimpin kelompok sel tidak keberatan jika kita tidak pernah berpartisipasi," ujar dia.

Meski ada aturan mengenai denda, para pemimpin desa pada faktanya tidak selalu memberikan hukuman seperti itu.

Menurut Amani Munyarubega (27), para pemimpin desa Mudugudu lebih memilih untuk mendorong warga berpartisipasi ketimbang mendenda mereka.

Lihat Juga :
Aroma-aroma Propaganda di Balik Popularitas Upin & Ipin

"[Pendekatannya adalah untuk] mengajar dan membuat mereka mengerti bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk membantu masyarakat, bukan menghukum mereka," ucapnya.

Kubana sendiri mengakui bahwa tidak ideal ketika pemuda melewatkan kegiatan Umuganda.

"Jika kita tidak bisa memobilisasi rakyat untuk berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu, itu merupakan suatu kegagalan. Tapi kami mencoba yang terbaik," kata Kubana.

"Bukan karena kaum muda tidak tertarik pada pelayanan masyarakat, tetapi mereka belum cukup terdorong untuk ambil bagian, katanya.

Menurut Kubana, 80 hingga 90 persen pemuda Rwanda mengikuti kegiatan Umuganda. Menurut Rwanda Governance Scorecard untuk tahun 2022, 97,3 persen warga berpartisipasi dalam Umuganda.

"Kami bahkan tidak perlu mendenda mereka atau menghukum mereka. Pendekatan yang kami gunakan sekarang hanyalah mobilisasi dan mencoba mengajari mereka pentingnya kesukarelaan," ucap Kubana.

Previous article:chip termurah

Next article:bbfs sgp