klasemen fenerbahce

klasemen fenerbahce,mnc toto,klasemen fenerbahceJakarta, CNN Indonesia--

Mantan perdana menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, dibebaskan dengan jaminan 2 juta ringgit atau setara Rp6,8 miliar pada Jumat (10/3), usai didakwa kasus korupsi.

Diberitakan The Star, Jaksa Agung muda Ahmad Terrirudin Mohd Salleh mengusulkan pembebasan Muhyiddin dengan pemberian jaminan.

Jaminan itu mencakup uang 2 juta ringgit, dua orang penjamin, dan satu syarat tambahan, yakni Muhyiddin mesti menyerahkan paspornya ke pengadilan agar tak kabur di tengah proses peradilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tuduhan pertama yakni dakwaan bahwa ia melakukan korupsi saat menjadi PM dan Presiden Partai Pribumi Bersatu.

Ia dituduh menerima 200 juta ringgit atau setara Rp794 miliar dari Bukhari Equity Sdn.

Kedua, Muhyiddin didakwa menerima suap sebesar 1 juta ringgit atau setara Rp3,4 miliar dari Nepturis Sdn Bhd atas nama Bersatu.

Tuduhan ketiga dan keempat yakni Muhyiddin menerima suap senilai 19,5 juta ringgit atau setara Rp65 miliar dari Mamfor Sdn Bhd dan 12 juta ringgit atau setara Rp14 miliar dari Azman Yusoff.

Transaksi itu berlangsung pada 20 Maret dan 20 Agustus 2021, saat ia masih menjabat sebagai PM.

Dengan dakwaan korupsi ini, Muhyiddin terancam dipenjara hingga 20 tahun dan denda sekitar 10 ribu ringgit atau setara Rp34 juta.

Untuk kasus pencucian uang, sang mantan PM itu diduga menerima 195 juta ringgit atau setara Rp667 triliun hasil dari aktivitas ilegal pada 25 Februari dan 8 Juli 2022.

[Gambas:Video CNN]

Muhyiddin menerima uang itu dari Bukhari. Uang itu masuk ke rekening Partai Bersatu.

Sebelum dakwaan ini, Muhyiddin sendiri sudah ditahan pada Kamis usai dipanggil ke kantor anti korupsi Malaysia (Malaysia Anti-Corruption Commission/MACC).

Saat itu, dia dimintai keterangan terkait hubungannya dengan program Jana Ekonomi Pemeriksaan Kontraktor Bumiputera Berwibawa (Jana Wibawa).

Jana Wibawa merupakan program kelanjutan pemulihan ekonomi saat Covid-19. Program tersebut dirilis pada November 2020, saat Muhyiddin menjadi PM Malaysia.