live chat cimb niaga

live chat cimb niaga,klasemen sementara liga inggris 2024,live chat cimb niagaJakarta, CNN Indonesia--

Pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK), Saiful mengungkapkan pandangannya bahwa Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas, berperan dalam penurunan produksi pertanian Indonesia sejak 2020.

Saiful menyebut, proyek-proyek yang dikelola Andreas di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya gagal mencapai tujuan, tetapi juga berujung pada penghentian kerja sama dan tidak berkontribusi terhadap upaya mencapai swasembada.

"Dengan terlibatnya Andreas dalam begitu banyak proyek Kementan, secara langsung menjadi alat ukur bagaimana kerja Andreas yang setelah dievaluasi tidak berkontribusi apa-apa, malah dihentikan," ujar Saiful, dalam keterangannya, Sabtu (10/8).

"Yaitu diabaikannya beberapa tahapan pelepasan varietas, sehingga dapat berdampak pada kualitas hasil," kata Saiful mengutip Suprihanto yang memberi keterangan di Kantor BB Padi, Subang, Jawa Barat, pada Senin 5 November 2018 silam.

Menurut Suprihanto, lanjut Saiful, menyiapkan varietas benih tidak boleh sembarang, melainkan harus melalui proses seleksi ketat sehingga hasilnya memenuhi standar pelepasan varietas yang berlaku di Indonesia.

"Ini kan pekerjaan harus bisa dipertanggungjawabkan. Kami nilai sebagai proyek gagal dan terpaksa dihentikan di tengah jalan, proyek ini berpotensi berdampak masalah Hukum," ujar Saiful mengutip Suprihanto.

Terkait kegagalan ini, Saiful dengan tegas menuding Andreas sebagai biang kerok. Ia menyatakan bahwa tuduhan ini sebenarnya adalah pengakuan atas kegagalan diri Andreas sendiri, mengingat keterlibatannya dalam sejumlah proyek besar di Kementan selama beberapa tahun terakhir.

"Artinya tudingan ini justru menunjuk dirinya sendiri. Karena di sepanjang periode tersebut, Andreas terlibat langsung dalam kontrak kerja sama dengan Kementan," ucapnya.

Selain proyek padi yang gagal, Andreas juga terlibat dalam proyek pemetaan komoditas hortikultura pada 2021 dengan nilai kontrak lebih dari Rp5 miliar, serta proyek pengembangan lahan pertanian produktif pada 2023.

"Demikian pula di tahun berikutnya (2022), Andreas kembali ketiban dana untuk proyek yang sama," tambah Saiful

Di tahun 2023, Andreas kembali berhasil meneken kontrak untuk proyek Swakelola Pengembangan Lahan Pertanian Produktif bersama Direktorat Perlindungan dan Penyediaan Lahan Kementan.

"Inilah yang saya sebut menunjuk diri sendiri atas tudingannya sendiri. Dan itu sangat tidak bertanggungjawab. Apalagi dia membawa-bawa dalih ilmiah dan rasionalitas. Ini yang sangat lucu bagi saya," ujar dia.

Saiful menilai bahwa model kritik yang dilontarkan Andreas merupakan strategi untuk memperoleh proyek-proyek baru menggunakan kepakarannya dengan kata-kata ilmiah. "Ini kan motif lama, bagaimana melemparkan kritik dengan tujuan mendapat proyek. Memanfaatkan kepakaran untuk mendapatkan keuntungan," kata Saiful.

Sementara itu, Kepala Biro Humas Kementan Arief Cahyono menegaskan apa yang dilakukan Andreas tidak berdampak signifikan bagi kinerja Kementan dalam upayanya mencapai target swasembada. Hal ini dibuktikan dari keberhasilan Kementan dalam swasembada beras di tahun 2017, 2019 dan 2020.

Dari data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), swasembada beras telah dicapai sejak 2017 dan sudah tidak melakukan impor lagi. Pada 2018, Indonesia tetap surplus beras 2,85 juta ton tapi muncul kebijakan untuk mengimpor beras yang kemudian menimbulkan polemik.

Saat itu, secara tegas Kementan menolak keras kebijakan impor. Apalagi pada 2019 tercatat surplus beras mencapai 2.38 juta sehingga Indonesia kembali swasembada beras.

Diketahui, upaya pencapaian swasembada merupakan langkah simultan yang dilakukan Kementan. Kementan pada 2015 telah merehabilitasi jaringan irigasi tersier lebih dari 2,4 juta hektar, menyediakan lebih dari 80 ribu unit traktor dan benih padi 2,7 juta hektar, melakukan mekanisasi produksi serta menjaga stok pupuk subsidi yang memadai bagi petani.

Pembangunan pertanian juga tidak hanya mengurus beras akan tetapi sektor pertanian lain yang memiliki 460 komoditas dan harus dijaga siang malam. Menariknya, ekspor komoditas pertanian 2018 melejit hingga 29,7 persen.

Kementan terus mendorong transformasi pertanian dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Dengan modernisasi target peningkatan produksi hasil pertanian menjadi lebih visibel untuk diwujudkan.

Di sektor komoditas jagung, upaya pencapaian swasembada jagung dilakukan Kementan melalui Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi jagung dengan penanaman di lahan kering, integrasi jagung di lahan sawit dan lainnya. Selain itu dilakukan penanganan pasca panen serta membangun kemitraan antara petani dengan Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT).

Tidak mengherankan karena kerja keras ini, di sektor produksi jagung, Kementan mampu membalikkan kondisi dari Indonesia sebagai negara pengimpor jagung menjadi negara pengekspor jagung hanya dalam kurun waktu 3 tahun.

Pencapaian kerja tersebut kemudian menuai kekaguman dunia internasional termasuk FAO (Kundhafi Kadiresan) terhadap pembangunan pertanian Indonesia dan sangat mengapresiasi hasil kerja Kementerian Pertanian (Kementan) sinergi TNI, Penyuluh, Petani, dan seluruh pihak terkait.

Negara-negara anggota Food and Agriculture (FAO) atau Badan Pangan Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dibuat terpukau oleh progresifnya laju pembangunan pertanian Indonesia.

Bahkan menurut Rektor IPB Arif Satria, gaya kerja yang radikal dari Amran , menjadikan pertanian Indonesia sangat dinamis dengan lompatan-lompatan positif.

Masalah inflasi juga dinilai sangat positif, Misalnya inflasi bahan makanan dari tahun 2014-2017 turun dari 10,57% menjadi hanya 1,26% yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah pertanian nasional.

Dalam skala internasional, FAO tahun 2019 menyebutkan bila Indonesia berhasil melakukan penurunan inflasi terbaik dari peringkat 3 dunia tertinggi, yakni 11,71 persen menjadi 15 dengan inflasi 1,26 persen.

Untuk nilai ekspor pertanian meningkat tajam sebesar 180 triliun (85,64%) di tahun 2014-2018. Sedangkan pada volume ekspor meningkat 13,9 juta ton (55,19%) dari tahun 2014-2018. Pada nilai investasi meningkat sangat tajam yakni 36,96 triliun (330,0%) di tahun 2014-2018.

Selain itu, berdasarkan data BPS, sinyal positif akan terjadi kenaikan produksi terus menguat. Bahkan dalam Survei Kerangka Sampel Area (KSA) amatan Juni 2024, proyeksi jumlah produksi beras di Agustus dapat mencapai 2,66 juta ton dan pada September semakin meningkat menjadi 2,96 juta ton.

Total produksi Agustus - September tahun ini mencapai 5,62 juta ton, meningkat 11,5 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 5,04 juta ton.

(adv/adv)