skor empoli

  • 2024-10-08 04:10:55 Source:skor empoli

    Browse(6541)

skor empoli,rtp rog77,skor empoliJakarta, CNN Indonesia--

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membongkar pemakaianBBM subsidi saat ini, yakni pertalitedan biosolar, ternyata lebih banyak disedot orang kaya.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin merinci 80 persen pertalite dan 95 persen dipakai orang mampu. Hal ini yang menjadi landasan pembatasan BBM subsidi.

Rachmat mengutip data survei dari Kementerian Keuangan (Keuangan) yang membagi konsumsi BBM subsidi dari 10 kelompok rumah tangga. Semakin tinggi tingkatnya menunjukkan kemampuan finansial mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, negara menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk subsidi dan kompensasi BBM. Rachmat mencatat, dari 2019-2023, pemerintah rata-rata mengucurkan Rp119 triliun per tahun.

Ketika kondisi penyaluran BBM subsidi tidak tepat sasaran seperti sekarang, Rachmat menegaskan tidak tepat jika negara malah menambah anggaran. Menurutnya, ini harus dibarengi dengan pengetatan subsidi BBM.

"Jadi, ini (Rp119 triliun per tahun) uang tax payer kita diberikan untuk subsidi dan kompensasi BBM. Yang menjadi isu, ternyata subsidi BBM ini bukan dinikmati golongan menengah bawah, tapi sebenarnya banyak dinikmati sama menengah atas," ungkap Rachmat.

"Kita lihat hari ini penyaluran BBM subsidi yang harusnya dinikmati golongan yang ekonominya lebih rentan atau lemah, ternyata malah dinikmati golongan lebih kuat. Jadi, perlu dibuat subsidinya ini lebih tepat sasaran," tegasnya.

Lihat Juga :
Bahlil soal Beli Pertalite Dibatasi: 1-2 Minggu Belum, Aturan Dibahas

Anak buah Luhut itu membeberkan ada tiga skema awal yang dipikirkan pemerintah. Pertama,Rachmat menyinggung ide soal menaikkan harga BBM subsidi.

Namun, ia menegaskan langkah tersebut tidak diambil pemerintah. Rachmat paham ada kelas menengah yang pasti terdampak jika harga BBM subsidi dipaksa naik.

Kedua,negara akan menanggung biaya subsidi. Rachmat menilai opsi ini kurang tepat, terlebih terbukti penyaluran pertalite Cs selama ini tidak tepat sasaran.

"(Ketiga) mungkin menarik jika kita tanggung di APBN, tapi kita juga memperbaiki penyaluran subsidi BBM ini. Kita buat lebih tepat sasaran, jadiwin-win.Tidak ada beban tambahan secara umum dari APBN, isu subsidi belum terlalu tepat bisa kita improve," jelasnya.

Rachmat juga merinci bagaimana setiap kendaraan menerima porsi dari subsidi BBM selama ini. Ia menegaskan motor menjadi penerima manfaat subsidi paling rendah, karena penggunaan BBM-nya juga sedikit.

Asumsi Kemenko Marves, pengguna pertalite menerima besaran subsidi sekitar Rp1.600-Rp2.000 per liter. Sedangkan pembeli biosolar bisa menerima manfaat subsidi sekitar Rp5.000 per liter.

"Misal, orang naik motor pakai bensin tertentu menikmati subsidi BBM Rp1, tapi orang pakai LCGC akan dapat Rp4, low MPV Rp4,6, MPV Rp5, SUV diesel Rp10,9-Rp13,1," tutur Rachmat.

"Diesel itu gak ada LCGC-nya, gak ada mobil murah. Motor cuma Rp1, diesel sampai Rp13. Itu kita pikir perlu kita align-kan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Previous article:liga 1 tiongkok

Next article:kadal terbang