bandarsbo2 link alternatif

bandarsbo2 link alternatif,ombak 123,bandarsbo2 link alternatif

Jakarta, CNBC Indonesia -Setelah menguat kencang dalam beberapa hari, nilai tukar rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) mengalami koreksi pada hari ini, Senin (23/9/2024).

Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.195/US$, turun sebesar 0,33% dari penutupan sebelumnya.

Bersamaan dengan pelemahan rupiah, indeks dolar AS (DXY) terlihat bergerak menguat ke titik 101,12 yang naik sebesar 0,40%.

Nilai rupiah saat ini melemah meskipun kondisi arus dana asing masif terpantau cukup ramai masuk ke pasar keuangan domestik Indonesia serta sentimen positif dari pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS) tampaknya belum mampu menahan tekanan pada rupiah hari ini

Data transaksi BI menunjukkan bahwa dalam periode 17-19 September 2024, investor asing mencatatkan pembelian neto sebesar Rp25,6 triliun, dengan Rp19,76 triliun masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), Rp4,19 triliun di pasar saham, dan Rp1,66 triliun ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sepanjang tahun 2024, investor asing telah mencatatkan pembelian neto sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham, Rp21,39 triliun di SBN, dan Rp186,85 triliun di SRBI, berdasarkan data hingga 19 September 2024.

CNBC Indonesia Research mencatat bahwa sejak awal 2023 hingga saat ini, total net foreign inflow Rp25,6 triliun ke SBN merupakan yang terbesar dalam 1,5 tahun terakhir, didorong oleh meningkatnya daya tarik pasar keuangan domestik setelah The Fed memangkas suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps) sebagai respons terhadap meredanya inflasi dan pelemahan data ketenagakerjaan.

Baca:
Punya Amunisi Baru! Ini Hitung-hitungan IHSG & Rupiah Bisa Cetak Rekor

Saat ini, suku bunga The Fed berada pada kisaran 4,75-5,00%, yang diharapkan dapat meringankan beban biaya kredit, pinjaman pribadi, dan pembiayaan lainnya bagi masyarakat Amerika.

Berdasarkan proyeksi kuartalan, The Fed memperkirakan suku bunga median akan turun menjadi 4,4% pada akhir tahun 2024, mencerminkan potensi pemangkasan tambahan sebesar 50 bps dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.

Pemangkasan suku bunga ini semakin memperlebar selisih antara suku bunga BI dan The Fed, yang sebelumnya 75 bps kini meningkat menjadi 100 bps, setelah The Fed menurunkan suku bunganya sebesar 50 bps, sementara BI hanya memangkas sebesar 25 bps.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Merosot, Sentimen Global Masih Jadi Biang Kerok

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Potensi Penguatan Rupiah di Tengah Tekanan Indeks Dolar

Previous article:gomubet

Next article:valencia vs betis