arijon ibrahimović
-
2024-10-08 18:34:56 Source:arijon ibrahimović
Browse(29958)
arijon ibrahimović,kelinci 777,arijon ibrahimović Taiwanakan menggelar pemilihan presiden (pilpres) pada Sabtu (13/1). Pilpres dilakukan di tengah bayang-bayang pengawasan China yang kian ketat beberapa waktu terakhir. Tiga kandidat calon presiden akan bersaing memperebutkan kursi presiden Taiwan, menggantikan Tsai Ing Wen yang telah menjabat selama dua periode sejak May 2016. Beberapa isu hangat yang berada dalam pusaran pemilu Taiwan antara lain hubungan dengan China, kebijakan ekonomi, hingga insentif untuk pemuda. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Lai Ching-te adalah capres Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang belakangan unggul dalam jajak pendapat jelang pemilu. Di pemilu ini, Lai Ching-te berpasangan dengan Hsiao Bi-khim sebagai calon wakil presiden. Lai yang menempuh studi di Universitas Harvard, pernah duduk di kursi parlemen dan menjabat sebagai walikota di wilayah Tainan. Sosok Lai disebut lebih blak-blakan dibandingkan Tsai soal kemerdekaan Taiwan. Beijing sebelumnya mengecam Lai dan Hsiao, menyebut keduanya sebagai "duo kemerdekaan yang berbahaya". Dalam kampanyenya, Lai berjanji akan memberikan dukungan yang "tak tergoyahkan" untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan. "Perdamaian tidak ternilai harganya. Saya bersedia membuka pintu pertukaran dan kerja sama dengan China, dengan syarat kesetaraan dan martabat," ujar Lai dalam kampanyenya beberapa waktu lalu. Dia juga berjanji akan menaikkan gaji, memotong pajak, dan menyediakan lebih banyak perumahan sosial demi menarik suara dari para pemilih muda. Hou Yu-ih adalah mantan kepala kepolisian dan wali kota di New Taipei. Dia merupakan kandidat dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT) yang bersahabat dengan Beijing. Pria berusia 66 tahun ini memasuki dunia politik pada 2010, ketika ditunjuk sebagai wakil walikota New Taipei. Dia mengalahkan tokoh DPP pada pemilu lokal tahun 2018, untuk memimpin kota tersebut. Hou menyebut pemilu ini sebagai pilihan antara "perang dan perdamaian". Dia menyebut kariernya selama tiga dekade di bidang penegakan hukum akan memungkinaknnya untuk "melindungi Taiwan. "Saya bisa menjaga perdamaian di Selat Taiwan dan saya akan melakukan yang terbaik untuk menghindari perang sehingga semua orang bisa hidup damai," katanya pada kampanye baru-baru ini. Ko Wen-je mendirikan Partai Rakyat Taiwan (TPP) pada 2019, sebagai alternatif dari dua kubu politik dominan. Ia adalah mantan spesialis bedah, yang terjun ke dunia politik ketika ia pertama kali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Taipei dan menang pada tahun 2014. Dikenal dengan julukan "Ko P", dia menyebut diri sebagai alternatif yang "masuk akal dan pragmatis" terhadap dua partai besar yang ada di Taiwan. Menyoal hubungan dengan China, Ko mengatakan bahwa hubungan antara pemerintah yang dipimpin DPP dengan Beijing, menemui jalan buntu. Dia juga sepakat memperkuat kemampuan pertahanan diri di Taiwan, untuk membuat China melihat bahwa "perang harus dibayar mahal". Namun dia juga menekankan bahwa "komunikasi bisa mencegah kegagalan".Daftar Isi
1. Lai Ching-te
Lihat Juga :
Kunjungan Jokowi ke Filipina Disambut Demo Desak Bebaskan Mary Jane2. Hou Yu-ih
Pilihan Redaksi Menlu Taiwan Buka-bukaan soal Potensi Perang dengan China
Pengikut Sekte Yahudi Hasidic Bikin Ribut Gali Terowongan di New York
5 Fakta Geng Paling Bengis Los Choneros yang Bikin Chaos Ekuador
3. Ko Wen-je
Previous article:gobertoto login
Next article:www bolagila
Related reading
- ● togel prize 123
- ● 78 togel 2d
- ● erek hp
- ● binjai play
- ● kode alam ular masuk rumah bukan mimpi
- ● angka mistik 4d
- ● angka capung dalam togel
- ● angka tolak sgp
- ● scatter fafafa gambar
- ● erek erek 2d 65
- ● lirik lagu burju ni dainang
- ● mimpi menimba air disumur yang jernih
- ● joker untung99 link alternatif
- ● coop4d bonus
- ● prediksi angka keramat sidney