hk pools 6d bola merah

hk pools 6d bola merah,pukulan yang tidak diperbolehkan dalam permainan bola voli,hk pools 6d bola merah

Jakarta, CNBC Indonesia -Salah satu kisah dunia Islam paling populer adalah terkait kematian Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Diceritakan, Abrahah menunggang gajah memimpin proses penghancuran Ka'bah dan kota Makkah. Tujuannya supaya para peziarah bisa berpaling ke tempat ibadah bentukannya.

Ketika ini terjadi juru kunci Ka'bah dan tokoh dihormati di Makkah bernama Mutalib berdoa kepada Allah. Dia ingin Ka'bah dan Makkah diselamatkan. Maka, setelahnya kita tahu, datang ribuan burung yang melemparkan kerikil-kerikil panas ke pasukan Abrahah.

Mereka lantas mati dalam keadaan tubuh melepuh, begitu juga gajah-gajahnya. Mutalib pun bersukacita sebab Ka'bah dan Makkah masih diselamatkan oleh Allah melalui burung yang disebut Ababil.

Baca:
Tak Selamanya Buka, Ka'bah Pernah Terpaksa Tutup Akibat 5 Kejadian Ini

Peristiwa ini kemudian dicatat sejarah sebagai "Perang Gajah". Pada tahun yang sama pula, Muhammad yang kelak jadi nabi ke-25 umat Islam dilahirkan. Dari sini, muncul narasi Nabi Muhammad lahir di tahun gajah, tepat 12 Robiul Awal 570 Masehi.

Kisah populer seperti ini mendorong para sejarawan mencari tahu jawaban sebenarnya atas peristiwa tersebut. Benarkah Abrahah tewas disebabkan kerikil panas? Bagaimana historisitas atas burung-burung pembawa kerikil tersebut?

Pada 2015 muncul riset berjudul "The Year of the Elephant" yang berupaya mengajukan hipotesis atas pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan konteks sejarah. Penulisnya adalah John S. Marr, Elias J. Hubbard, dan John T. Cathey. Ketiganya peneliti sejarah di Amerika Serikat yang mengamati cerita kegagalan serangan Abrahah berdasarkan Surah al-Fil ayat 3, 4, dan 5.

Kata mereka, penggambaran kematian Abrahah dan pasukan dengan kondisi menyedihkan berupa kemunculan luka bernanah dan darah bukan disebabkan kerikil panas, melainkan kemungkinan terjadi akibat terkena penyakit, yakni cacar.

Baca:
Melihat Isi yang Ada di Dalam Kabah, Ini Jawabannya..

Pasalnya, deskripsi kematian Abrarah dan pasukan, yakni memiliki luka atau lesi bernanah dan darah, serupa dengan deskripsi penyakit cacar yang sudah ada di memori banyak orang. 

Selain itu, mereka juga menyoroti surah al-Fil ayat 5, yakni "fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl" yang artinya "Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."

Tim peneliti berargumen metafor "daun-daun yang dimakan (ulat)" bisa ditafsirkan sebagai tunggul yang tersisa di ladang tandus atau helai-helai rusak yang terlihat pada kotoran hewan.

"Ini merupakan interpretasi atas mayat-mayat yang melepuh dan membusuk. Interpretasi yang memperkuat deskripsi tentang kematian dan sekarat akibat wabah cacar," ungkap John S. Marr, dkk.

Pada sekitar 580 Masehi, tahun yang sama saat Abrahah menyerang, wabah cacar memang merajalela di jazirah Arab. Sumber-sumber tradisional sezaman membuktikan cacar sudah menjadi penyakit endemik yang menyerang desa-desa terpencil dan kemudian diperparah oleh aktivitas suku-suku nomaden.

Baca:
Heboh Pegunungan Arab Saudi Tiba-Tiba Menghijau, Ini Penjelasannya

Makkah sebagai kota niaga tentu saja terdampak cacar sebab dilintasi banyak orang yang bisa saja membawa penyakit berjenis Variola Majortersebut. Besar kemungkinan, Abrahah tewas diakibatkan oleh cacar yang didasarkan pada deskripsi kematiannya. 

"Jelaslah bahwa suatu jenis wabah menyerang orang-orang Aksum selama pengepungan Makkah pada tahun 570. Bukti-bukti yang terpisah-pisah mendukung cacar. Wabah-wabah yang lebih besar berikutnya di Afrika Utara dan wilayah pesisir Mediterania jelas merupakan cacar," ungkap John S. Marr, dkk.

Sementara terkait burung ababil pembawa kerikil, John S. Marr, dkk menyebut, burung tersebut merujuk pada burung layang-layang bernama latin Hirundo rustica. Burung tersebut bermigrasi dari dan ke Afrika setiap musim gugur dan semi melewati Semenanjung Arabia. Menariknya, burung tersebut punya kebiasaan mengumpulkan lumpur dan tanah di paruhnya. 

"Meskipun mereka tidak diketahui membawa benda di cakar mereka, baik jantan maupun betina, sering mengumpulkan lumpur dan rumput di paruh mereka untuk membuat sarang berbatu seperti cangkir yang terdiri dari ratusan tanah liat," ungkap tim riset.

Lalu soal gajah yang dibawa Abrahah diketahui berjenis Gajah Afrika (Loxodonta africana pharaoensis) yang sudah punah. Terlepas dari kebenaran historisitas serangan, satu hal yang pasti Abrahah memang tewas dalam serangannya ke tanah Makkah.

Kematian Abrahah menjadi catatan sejarah penting sebab jika masih hidup maka jalan sejarah akan berbeda. Dia akan sangat brutal, menindas dan membunuh banyak orang, termasuk perempuan dan bayi. Ini semua besar kemungkinan akan terjadi pada jalan hidup Muhammad. 

Tak heran, John S. Mar, dkk menutup risetnya dengan menyebut:

"Wabah di Makkah itu kecil dibandingkan dengan epidemi-epidemi berikutnya, tetapi secara historis itu sangat penting,"


(mfa) Saksikan video di bawah ini:

Begini Pandangan Ulama Terhadap Perayaan Maulid Nabi

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Jusuf Hamka Akhirnya Blak-Blakan, Siap Dampingi Kaesang di Pilgub DKI

Previous article:betogel alternatif

Next article:erek semut