adamslot

  • 2024-10-08 05:46:30 Source:adamslot

    Browse(4)

adamslot,agendarat,adamslot

Jakarta, CNBC Indonesia- Inflasi tahunan Turki melambat menjadi 49,4% di bulan September. Ini ditunjukkan data resmi badan statistik Turki, TUIK, Kamis (3/10/2024).

Meski demikian, angka ini menurut analis mengecewakan pejabat bank sentral setelah serangkaian kenaikan suku bunga. Angka inflasi bulan September ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan harga konsumen sebesar 48,1%.

Sebelumnya, bank sentral Turki (Central Bank of the Republic of Turkey/CBRT) mulai menaikkan suku bunga tahun lalu dalam upaya untuk memerangi melonjaknya harga, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mencabut penentangannya terhadap kebijakan moneter ortodoks. Inflasi tercatat 52% pada bulan Agustus.

"Penurunan ini... akan menjadi kekecewaan bagi para pembuat kebijakan di bank sentral," kata ekonom Eropa di Capital Economics yang berpusat di London, Nicholas Farr, dalam sebuah catatan kepada klien, dimuat AFP.

Ia mengatakan angka tersebut menunjukkan bahwa siklus pelonggaran moneter tidak mungkin dimulai hingga tahun 2025. Ini lebih lambat dari perkiraan sebagian besar analis lainnya.

Bulan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya tetap stabil pada 50% selama enam bulan berturut-turut. CBRT mengatakan tetap sangat memperhatikan risiko inflasi.

Menurut perkiraan bank sentral, inflasi akan mereda menjadi 38% pada akhir tahun ini. Di tahun depan, inflasi akan turun ke 14% dan menjadi 9% di 2026.

"Meskipun inflasi akan turun lebih jauh selama beberapa bulan mendatang, perkiraan akhir tahun bank sentral sebesar 38% tampaknya jauh dari jangkauan", kata Farr lagi.

Ia mengatakan kekhawatiran khusus bagi bank sentral adalah, dalam hal inflasi inti dari bulan ke bulan, terus meningkat. Inflasi meningkat 2,97% secara bulanan pada bulan September, mengutip TUIK.

Hal sama juga dikatakan pakar Turki di KNG Securities, Cagri Kutman. Ia mengatakan bahwa meskipun inflasi turun, "itu bukan jalur cepat yang diharapkan sebagian orang".

Namun, meskipun peningkatannya relatif sederhana, ia mengatakan hal itu menunjukkan bahwa kebijakan moneter ortodoks yang sekarang didukung oleh pemerintah Erdogan berhasil.

"Penolakan pemerintah terhadap suku bunga tinggi telah mereda dan ada keyakinan bahwa kebijakan moneter ortodoks akan diberi lebih banyak waktu," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Mehmet Simsek menegaskan proses disinflasi yang dimulai pada bulan Juni terus berlanjut. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan inflasi sedang dalam tren menurun.

"Kami terus menerapkan semua kebijakan kami sesuai dengan target stabilitas harga kami dengan cara yang terkoordinasi dan pasti," katanya Simsek.

"Orang-orang kami akan lebih merasakan perlambatan di pasar-pasar, dan di keranjang belanja mereka," tambah Erdogan.

Tingkat inflasi tahunan Turki mencapai titik tertinggi selama satu dekade sebesar 85% pada bulan Oktober 2022. Tingkat inflasi turun menjadi 38,2% pada bulan Juni 2023 sebelum naik lagi, mencapai 75% pada bulan Mei tahun ini tetapi mulai turun pada bulan Juni.

Kenaikan harga terbesar pada bulan September berasal dari perumahan, yang naik hampir 98% secara tahunan. Ini diikuti oleh pendidikan sebesar 93,6% dan restoran dan hotel sebesar 65,4%.


(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun, Alarm Pelemahan Daya Beli

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Pesawat Militer Turki Jatuh, 2 Pilot Tewas

Previous article:opesia sidney

Next article:live sctv tv