nomer togel mobil

nomer togel mobil,deltaslot,nomer togel mobil

Jakarta, CNBC Indonesia -Program Makan Bergizi Gratis, termasuk susu yang digagas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka rencananya akan dibagikan secara bertahap dengan menyasar sekitar 20% dari total anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia mulai 2025 mendatang.

Kurangnya produksi susu dalam negeri bisa membuat program Makan Bergizi Gratis dalam masalah. Selain pasokan kurang, impor susu juga bisa melambung.

Akan tetapi Indonesia masih terus melakukan impor susu, dikarenakan produksi dalam negeri masih kurang dalam memenuhi kebutuhan susu sapi segar.

Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan perkembangan impor komoditas susu Indonesia.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan impor susu pada Agustus 2024 mencapai US$ 94,49 juta. Jumlah itu naik baik secara bulanan maupun tahunan yang nilainya US$ 77,97 juta pada Juli 2024.

"Impor susu secara bulanan naik 21,19%, sedangkan secara tahunan naik 21,12%," ujar Pudji dalam konferensi pers, Selasa (17/9/2024).

Kurangnya pasokan dalam negeri, mendorong RI masih melakukan impor untuk komoditas susu.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, produksi susu segar di Indonesia hanya mencapai hanya mencapai 837.223 ton. Nilai tersebut hanya setara 19% dari kebutuhan nasional sebesar 4,4 juta ton. Sehingga sisanya atau 81% masih harus dipenuhi dengan impor.

Mempertimbangkan peningkatan populasi masyarakat Indonesia, kebutuhan per kapita produk susu akan terus melonjak. Berdasarkan Data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dihimpun Statista rata-rata konsumsi susu tiap orang Indonesia paling tinggi terjadi pada 2011 lalu mencapai 4,61 kilogram (kg) per kapita.

OECD memproyeksikan konsumsi susu akan terus melonjak dalam satu dekade ke depan, potensinya bisa mencapai 5,01 kg per kapita pada 2031 mendatang.

Sebagai catatan, konsumsi per kapita adalah jumlah suatu komoditas tertentu yang digunakan per orang. Angka tersebut didapatkan dengan membagi total konsumsi dengan total populasi.

Menghitung kebutuhan program susu gratis untuk seluruh anak Indonesia

Beralih lagi pada program susu gratis yang diusung Prabowo - GIbran di tengah kondisi industri susu dalam negeri yang belum bisa memenuhi kebutuhan nasional, tentunya akan memakan biaya impor cukup besar.

Dari rencana yang paling dekat, program susu gratis ini akan mulai pada 2025 secara bertahap sekitar 20% yang setara dengan 16,58 juta anak dari total anak sekolah dan pesantren di Indonesia yang mencapai 82,9 juta anak.

Berdasarkan data tersebut, bisa diperhitungkan kebutuhan dari program susu gratis ini untuk 2025 saja akan mencapai sekitar 756,46 juta liter. Jika dalam skala penuh 100% hingga 2029 bisa terus bertambah mencapai 3,78 miliar liter.

Dari nilai tersebut jika dikalkulasikan dalam ton, maka untuk 2025 kebutuhannya menjadi 733.768 ton. Jika program ini sudah 100% maka kebutuhannya pada 2029 bisa menjadi 3,67 juta ton.

Karena produksi nasional tidak memenuhi, maka secara otomatis tambahan kebutuhan tersebut kemungkinan besar akan lewat impor.

Untuk memenuhi 733.768 ton, maka pemerintah harus menyediakan dana sekitar US$ 2,34 miliar atau setara Rp35,8 triliun (asumsi kurs Rp15.300/US$) pada 2025.

Pada Februari 2024, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan program makan siang gratis dalam skala penuh 100% akan memakan biaya sekitar Rp100-120triliun per tahunnya.

"Berdasarkan simulasi dan perencanaan yang dilakukan oleh Tim Pakar Prabowo‐Gibran, program ini akan memerlukan pembiayaan skala penuh hingga Rp 450 triliun per tahun. Sehingga diperkirakan secara bertahap program ini memerlukan pembiayaan sebesar Rp 100 ‐ Rp 120 triliun rupiah pada tahun pertama pemerintahan Prabowo‐Gibran," ujar Budiman melalui keterangan tertulis.4

Jadi secara keseluruhan dari kucuran dana tersebut, bisa dibilang untuk memenuhi susu gratis tahap awal pada 2025 mendatang saja sudah memakan lebih dari 36% dari total biaya.

Program Susu Ikan Prabowo Dinilai Lebih Hemat

Untuk mengurangi tingkat impor susu sapi, calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran pun akan melakukan program susu ikan. Susu ikan merupakan minuman protein yang dibuat dari olahan daging ikan segar. Susu ikan bukan berasal dari ikan yang diperah, melainkan dibuat dari serangkaian proses produksi canggih yang mengubah daging ikan menjadi minuman bergizi tinggi. Proses produksi canggih dari daging ikan segar itu menghasilkan bubuk Hidrolisat Protein Ikan (HPI).

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistyo mengklaim harga susu ikan lebih murah daripada susu sapi. Perhitungannya susu sapi seberat 250 mililiter membutuhkan biaya Rp6.400  sementara susu ikan sebesar Rp5.000 per gelas.

Selisih harga susu sapi dan susu ikan tersebut tercatat Rp1.400 per gelas atau hemat sekitar 21,88%.

Diketahui sasaran proyeksi kebutuhan susu pada 2025 untuk murid Indonesia sebesar 20% atau setara 16,58 juta anak. Jika program susu gratis tersebut menggunakan susu ikan, maka pemerintah dapat berhemat Rp23,2 miliar perharinya.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Previous article:erek erek 2d singapore

Next article:1xbet indonesia