dewawinbet login

dewawinbet login,score808 live tv,dewawinbet login

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar dan bisa dijadikan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT).

Melihat hal tersebut, Direktur Jenderal EBT dan Konversi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa pemerintah tengah mendorong industri untuk masuk ke dalam sektor EBT. Sebab, sumber EBT di Tanah Air tergolong banyak.

"Dari potensi angin, air, solar, bahkan potensi laut juga mulai dikembangkan. Dari sisi kebutuhan renewable energyyang stabil delivery-nya atau bisa kita setarakan sebagai pengganti batu bara, itu kita memfokuskan dorongan pemerintah ke hydropowerdan panas bumi, terutama panas bumi kita harus memaksimalkannya," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, ditulis Kamis (19/9/2024)

Melalui rencana strategis yang sedang tahap pembahasan, pemerintah berupaya untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi panas bumi menuju net zero emission (NZE).

"Kita kemarin sudah memutuskan kebijakan energi nasional dan saat ini kita sedang membahas turunannya yaitu RUKN dan RUPTL, di sini kita melihat potensi panas bumi yang harus dimaksimalkan sampai harus menuju net zero emission," jelasnya.

Baca:
The Fed & BI Kompak Pangkas Suku Bunga, OJK Beberkan Dampaknya ke Bank

Di samping itu, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Julfi Hadi menjelaskan, terdapat dua fundamental isu dalam mengembangkan energi panas bumi, yakni potensi geothermal yang terpendam dan aspek komersial proyek.

"Jadi ada dua fundamental isu. Pertama geothermal di bawah tanah. Kedua commerciality dari proyek itu. Jadi tentu itulah dua fundamental yang harus kita unlock secepatnya dan harus kita akselerasi," ujar dia.

Melihat kondisi tersebut, akselerasi pengembangan panas bumi ini memerlukan dukungan pemerintah dalam menciptakan regulasi yang mendukung daya saing proyek panas bumi. Salah satu langkah penting yang bisa dilakukan adalah dengan menyesuaikan tarif yang lebih kompetitif bagi Independent Power Producer (IPP).

"Cuma IPP sekarang ya harus juga fokus bagaimana bisa membuat proyek ini kompetitif. Jadi ini adalah fokus Pertamina saat ini dan message di sini. Kita sudah bekerja keras untuk bisa dengan tarif yang ada bisa mengakselerasi, bukan menjalankan, untuk bisa mendukung target pemerintah tidak ada gap lagi," kata dia.

Baca:
Ramalan Terbaru: Rupiah Bisa Hantam Dolar Sampai ke Rp 14.800

Julfi menilai kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting untuk mencapai target ini. Sebab, kolaborasi berpotensi memberikan dampak yang begitu signifikan.

"Kemarin saya happy ada penandatanganan antara EBTKE dengan asosiasi panas bumi karena kuncinya kolaborasi. Kolaborasi pemerintah menentukan kebijakan yang tidak memberatkan pemerintah dan high impact terhadap effort IPP," jelas Julfi.

Dalam rangka memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia, pemerintah harus melakukan akselerasi pengembangan melalui regulasi yang mendukung, kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta memfasilitasi investasi yang lebih mudah dan cepat.

Melalui sejumlah upaya tersebut, energi panas bumi dapat menjadi pilar utama dalam transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan di Tanah Air.


(dpu/dpu) Saksikan video di bawah ini:

Video: Perkuat Ekosistem, PGE Siap Jadi Akselerator Bisnis Panas Bumi

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Panas Bumi di RI Berlimpah, 40% Potensi di Dunia

Previous article:pengeluaran kamboja 2002

Next article:erek-erek tas