erek erek cumi

erek erek cumi,higgs domino uptodown,erek erek cumi

Daftar Isi
  • Kerusakan dan Pengungsian
  • Situasi di Dalam Negeri
  • Konflik yang Berkembang
  • Evakuasi Warga Asing

Jakarta, CNBC Indonesia- Perang terbaru di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah genap setahun. Hingga saat ini, kekerasan masih berlanjut dan belum ada tanda penyelesaian konflik dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Minggu (6/10/2024) menyatakan tekad untuk meraih kemenangan dan menegaskan bahwa militer negaranya telah "mengubah realitas secara total" dalam setahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menjadi awal perang Gaza terbaru.

Dalam pernyataannya kepada pasukan Israel, Netanyahu menegaskan, "Israel akan menang" saat terus berperang melawan militan di Jalur Gaza dan Lebanon, serta bersiap untuk menyerang Iran.

Baca:
Macron Bikin Netanyahu Ngamuk, Prancis Mau Embargo Senjata ke Israel

Dalam kunjungannya ke perbatasan Lebanon, Netanyahu menyebutkan bahwa Israel telah mengalami serangan yang "menghancurkan" setahun lalu, tetapi dalam 12 bulan terakhir, mereka telah mengubah kondisi di lapangan secara signifikan.

"Setahun yang lalu, kami menderita pukulan yang mengerikan. Selama 12 bulan terakhir, kami telah mengubah realitas secara total," katanya, dilansir AFP.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, juga menyatakan bahwa dalam setahun terakhir, Israel telah mengalahkan sayap militer Hamas. Namun, meskipun Israel telah berulang kali melancarkan operasi melawan Hamas di beberapa wilayah Gaza, para militan terus menunjukkan tanda-tanda berkumpul kembali dan membangun kembali kekuatan mereka.

Pada akhir September, Israel mengalihkan fokusnya ke utara dengan memperkuat aksi militer terhadap Hezbollah, kelompok yang didukung oleh Iran. Hizbullah secara rutin meluncurkan roket dari Lebanon sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas.

Israel telah melakukan berbagai serangan di perbatasan Lebanon dengan tujuan menghentikan ancaman dari kelompok militan tersebut.

Hamas, di sisi lain, menyebut serangan pada 7 Oktober sebagai "tindakan mulia" dan menyatakan bahwa rakyat Palestina sedang "menulis sejarah baru dengan perlawanan mereka". Serangan tersebut menyebabkan 1.205 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.

Dalam satu lokasi saja, di pesta rave Nova di gurun Negev, setidaknya 370 orang tewas. Acara peringatan digelar di Tel Aviv pada Minggu malam dengan lilin, doa, dan musik.

Baca:
Beirut bak 'Neraka', Israel Luncurkan Serangan Terbesar ke Lebanon

Kerusakan dan Pengungsian

Di Gaza utara, militer Israel menyatakan bahwa mereka telah mengepung wilayah Jabaliya setelah adanya indikasi bahwa Hamas sedang membangun kembali kekuatan meskipun sudah setahun terjadi serangan udara. Tim penyelamat melaporkan bahwa 17 orang, termasuk sembilan anak-anak, tewas pada hari Minggu akibat serangan udara Israel di wilayah tersebut.

Serangan ofensif Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 41.870 orang, mayoritas adalah warga sipil, menurut angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan wilayah tersebut yang dikelola oleh Hamas dan dianggap dapat dipercaya oleh PBB.

Sebagian besar penduduk Gaza telah mengungsi, dan sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut hancur.

Netanyahu juga menegaskan dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa tindakan Israel di Lebanon bertujuan membawa "stabilitas, keamanan, dan perdamaian di seluruh wilayah".

Namun, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menyetujui gencatan senjata.

Sementara itu, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan bahwa Washington akan terus memberikan tekanan pada Israel dan para pemimpin Arab untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza.

Para pemimpin Yordania dan Uni Emirat Arab juga mendesak adanya upaya internasional untuk menghentikan kedua perang tersebut, sementara Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memperingatkan bahwa konflik ini dapat "menjerumuskan kawasan dan dunia ke dalam konflik berkepanjangan".

Meskipun ada berbagai seruan dan upaya dari para mediator, hingga kini belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata maupun pembebasan sandera di Gaza. Netanyahu sendiri telah dituduh oleh beberapa kritikusnya menghalangi kesepakatan semacam itu.

Baca:
Penampakan Beirut bak 'Kota Mati' Usai Serangan Brutal Israel

Situasi di Dalam Negeri

Israel telah berada dalam siaga tinggi menjelang peringatan 7 Oktober, yang menurut militer dapat memicu "serangan terhadap bagian dalam negeri". Di pusat terminal bus Beersheba, seorang polisi wanita tewas dan 10 orang lainnya terluka akibat serangan yang diduga sebagai "aksi terorisme". Pelaku serangan juga dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.

Sementara itu, media resmi Lebanon melaporkan empat serangan udara Israel di benteng Hizbullah di selatan Beirut pada hari Minggu. Israel menyatakan bahwa mereka menyerang fasilitas penyimpanan senjata dan infrastruktur lainnya sambil berusaha meminimalkan risiko bagi warga sipil.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi enam orang tewas dan 13 orang terluka dalam serangan tersebut di desa Keyfoun, sekitar 20 kilometer dari Beirut. Serangan Israel pada hari sebelumnya juga menewaskan 25 orang di seluruh Lebanon.

Baca:
Israel Menggila, Situs UNESCO Terancam Hancur di Lebanon

Konflik yang Berkembang

Hizbullah melaporkan bahwa mereka meluncurkan drone serangan ke sebuah pangkalan militer di dekat kota Haifa di Israel utara dan menyerang pangkalan kedua dengan rentetan roket.

Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa roket yang ditembakkan dari Gaza utara telah memasuki wilayah Israel, dengan satu roket berhasil dicegat dan lainnya jatuh di area terbuka.

Adapun pasukan penjaga perdamaian PBB menuduh militer Israel membahayakan keselamatan mereka dengan beroperasi "tepat di dekat" salah satu pos mereka di Lebanon selatan. Pasukan UNIFIL sebelumnya menolak permintaan Israel untuk memindahkan beberapa pasukan penjaga perdamaian mereka.

Baca:
Israel Ogah Disetir AS, Nuklir Iran Bisa Jadi Target Balas Dendam

Evakuasi Warga Asing

Israel, yang memulai operasi darat di Lebanon Senin pekan lalu, menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk memungkinkan puluhan ribu warga Israel yang telah mengungsi akibat serangan roket Hizbullah dalam setahun terakhir untuk kembali ke rumah mereka.

Iran, yang mendukung kelompok-kelompok bersenjata di seluruh Timur Tengah, meluncurkan sekitar 200 rudal ke Israel pada Selasa sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel, termasuk pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Netanyahu dan pejabat Israel lainnya telah menyatakan bahwa mereka akan merespons serangan rudal Iran, sebagian besar dari rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel yang canggih.

Serangan udara Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 1.110 orang sejak 23 September, berdasarkan data resmi. Direktur Jenderal Pendidikan Lebanon, Imad Achkar, mengatakan bahwa 40 persen dari 1,25 juta siswa di Lebanon telah mengungsi akibat serangan tersebut. Beberapa negara telah mulai mengevakuasi warga negaranya dari Lebanon.

Di Gaza, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa serangan Israel di sebuah masjid yang digunakan sebagai tempat perlindungan di Deir el-Balah telah menewaskan 26 orang. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan militan Hamas.

Menjelang peringatan 7 Oktober, puluhan ribu pengunjuk rasa di seluruh dunia turun ke jalan selama akhir pekan, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.


(luc/luc) Saksikan video di bawah ini:

Video:Serangan Dahsyat Israel di Lebanon Tewaskan Bos Hamas & Keluarga

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Israel Bunuh Komandan Hamas di Lebanon, Front Perang Baru Memanas

Previous article:zom4d

Next article:arjuna togel